Halaman Muka

Rabu, 17 Februari 2010

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TAI YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PROGRAM GRAFIS DAN MULTIMEDIA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BANGIL

Disusun untuk memenuhi tugas metodologi penelitian yang dibimbing oleh Drs.Setiadi C.P, M.pd, M.T

Oleh:

RAHMANIA SRI UNTARI
207533408587











PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Januari 2010
A. JUDUL
Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif TAI Yang Dimodifikasi Terhadap Prestasi Belajar Program Grafis dan Multimedia Siswa Kelas XI di SMAN 1 Bangil.
B. Latar Belakang Masalah
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) merupakan salah satu mata pelajaran yang pada hakekatnya sangat tergantung pada pada Teknologi. Karena perkembangan yang dialami sangat pesat dan perubahannya pun terjadi setiap waktu. Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus ikut berperan aktif untuk menanggapi setiap informasi baru yang ada sehingga untuk kemudian perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) diarahkan pada motivasi yang dimiliki siswa dan akhirnya bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa.
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan yang bersifat terus menerus. Peran pendidikan yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan terus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Berbagai upaya telah dilakukan antara lain pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas guru, penyediaan kepustakaan dan laboratorium, penataan manajemen pendidikan serta penerapan produk teknologi. Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti model pembelajaran yang lebih modern. sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif.
Menurut pandangan teori motivasi, struktur tujuan kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian hingga keberhasilan salah satu anggota kelompok diakibatkan oleh keberhasilan kelompok itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk menciptakan tujuan dari salah satu anggota, maka salah seorang anggota tersebut harus membantu kelompoknya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil (Slavin, 1995: 5).
Mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) selalu diterapkan dengan dengan praktikum. Karena pengaplikasian dari materi yang disampaikan akan langsung di praktekkan. Kesulitan pemahaman materi yang tidak dapat dipecahkan secara individual dapat dipecahkan bersama dengan asisten serta bimbingan guru. Kesulitan pemahaman konsep dapat dipecahkan bersama karena keberhasilan dari setiap individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode pembelajaran TAI. Karena metode ini dapat menghemat waktu presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan dittikberatkan pada keaktifan siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti akan memadukan pembelajaran model kooperatif TAI dengan STAD. Dengan pembelajaran STAD , siswa dapat berdiskusi, bertukar pendapat, berpikir kritis, kreatif dan percaya diri. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa untuk mempelajari, memahami dan mendalami TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) . Sehingga siswa dapat belajar secara kreatif.
Kebanyakan pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan intelektual (IQ) saja, masyarakat beranggapan bahwa seorang siswa yang IQ-nya tinggi pastilah lebih berhasil daripada siswa dengan IQ rendah. Sedangkan pada kenyataannya untuk keberhasilan dalam menempuh kehidupan tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga diperlukan kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional merupakan sumber utama motivasi, informasi, dan inovasi sehingga bukan hanya penting untuk keberhasilan pembelajaran, tetapi penting pula untuk keberhasilan kehidupan seseorang (Sutratinah Tirtonegoro, 1991: 12).
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif TAI Yang Dimodifikasi Praktikum Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Program Grafis dan Multimedia Kelas XI di SMAN 1 Bangil”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran metode kooperatif TAI yang dimodifikasi dengan prestasi belajar siswa yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi?
2. Apakah prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode kooperatif TAI yang dimodifikasi lebih baik dibandingkan prestasi siswa yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengaruh perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran metode kooperatif TAI yang dimodifiaksi dengan prestasi belajar siswa yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi
2. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa kelas yang mendapatkan pembelajaran metode metode kooperatif TAI yang dimodifikasi dengan praktikum lebih baik dibandingkan prestasi siswa yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan jawaban sementara yang menurut peneliti dapat diterima adalah kelompok siswa yang diajar dengan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi akan lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru TIK SMAN 1 Bangil
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui penerapan metode pembelajaran kooperatif TAI dengan modifikasi praktikum yang dapat digunakan sebagai variasi dalam menentukan dan menerapkan metode pembelajaran dalam proses belajar.
2. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman baru, menambah wawasan dan merupakan andil yang dapat diberikan untuk menunjukkan keikutsertan di dunia pendidikan.
3. Bagi Mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Menjadi bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian sejenis dengan cakupan yang lebih luas.
G. Ruang Lingkup dan keterbatasan
Ruang lingkup penelitian dan batasan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Bangil
2. Penelitian metode pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi
3. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada materi pokok bahasan program grafis dan multimedia.
4. Variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dianggap konstan.
H. Asumsi penelitian
Agar penelitian ini memperoleh hasil yang valid maka diasumsikan sebagai berikut:
1. Nilai tes yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan prestasi belajar siswa pokok bahasan program grafis dan multimedia.
2. Siswa mengerjakan tes dan tugas-tugas pembelajaran dengan sungguh-sungguh yang mencerminkan kemampuan dan pemahaman siswa.
3. Siswa mengisi angket dengan jujur.

I. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu di berikan definisi operasional. Adapun definisi operasional adalah
1. Metode pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran alternatif untuk mencapai tujuan yang antara lain berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan meningkatkan prestasi akademik.
2. TAI merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok.
3. STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling awal ditemukan. Dalam pembelajaran dengan model STAD terdapat lima tahap yaitu penyajian kelas, diskusi kelompok, kuis, skor kemajuan individu, penghargaan kelompok .
4. Kecerdasan emosional (EQ) merupakan sumber utama motivasi, informasi, dan inovasi sehingga bukan hanya penting untuk keberhasilan pembelajaran, tetapi penting pula untuk keberhasilan kehidupan seseorang.
5. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
J. Kajian Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
Berbagai kajian tentang belajar menyatakan bahwa pada dasarnya terwujud sebagai proses aktif dari si pelajar . Gagne dalam Dimyati & Mudjiono (2002:10) menyatakan bahwa belajar terdiri dari 3 komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang terdiri dari informasi verbal. Keterampilan intelek, keterampilan motorik, keterampilan sikap, dan siasat kognitif. Siasat kognitif inilah yang diperlukan siswa dalam rangka pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Piaget dalam Dimyati & Mudjiono (2002:14) menyatakan pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut : (1) menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri, (2) memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topic tertentu, (3) mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang dapat menunjang proses pemecahan masalah, dan (4) menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Secara singkat Piaget menyarankan agar dalam pembelajaran guru memilih masalah yang berciri kegiatan prediksi, eksperimentasi, dan eksplanasi.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesame siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata (Nurhadi dkk:61). Menurut (Slavin, 1991 dalam parlan, dkk : 2006), dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama saling menyumbangkan pikiran dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok. Model pembelajaran ini berpandangan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan, memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep yang sulit tersebut dengan teman sebaya (Slavin, 1994 dalam Parlan, dkk : 2006).
Pembelajaran kelompok dengan pola kooperatif adalah model pembelajaran dengan cara membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas empat siswa dan dalam tiap kelompok terdapat seseorang siswa dengan pemahaman tinggi, dan dua orang siswa dengan pemahaman rata-rata, (Daman dan Phelps dalam Handayanto, 2000:21).
Adapun keunggulan pembelajaran kooperatif oleh Jhonson-Jhonson (dalam nurhadi dan Senduk, 2003:62) adalah sebagai berikut:
a. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan.
c. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
d. Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri.
e. Meningkatkan kesediaan menggunaan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
f. Meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar.
Pembelajaran kooperatif menuntut adanya partisipasi aktif siswa sehingga mereka tidak hanya menerima materi saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan berfikirnya.
Dalam hal ini hendaknya guru berusaha menciptakan iklim belajar yang mendukung dan memungkinkan keterlibatkan siswa aktif melalui model model pembelajaran yang sesuai. Juga memberikan kemudahan belajar peserta didik. Dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai.


3. TAI (Team Assisted Individualization)
Model pembelajaran kooperatif TAI merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan antara belajar kooperatif dengan belajar individual. TAI menghendaki siswa mengerjakan unit-unit program grafis dan multimedia sesuai dengan kemmapuan masing-masing.
Model pembelajaran kooperatif TAI memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif TAI, Slavin (1995:101) menyatakan bahwa belajar kooperatif model TAI mempunyai kelebihan sebagai berikut :
 Guru terlibat minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin
 Guru akan menggunakan waktunya paling sedikit dalam mengajar kelompok kecil
 Pelaksanaan program sederhana
 Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain
 Mengurangi perilaku yang mengganggu
 Mengurangi konflik antar pribadi
 Program ini sangat membantu siswa yang lemah
 Meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa
 Meningkatkan hasil belajar
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran kooperatif TAI juga memiliki kekurangan. Disebutkan oleh Derc (1991) dalam Anwar (2003:37) bahwa :
 Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran, dan
 Jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami kesulitan dalan memberikan bimbingan kepada siswanya.
4. STAD (Student Team – Achievement Divisioan)
STAD merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang paling awal dikemukakan dan popular di kalangan ahli pendidikan di John Hopkins University, dan popular karena mudah diaplikasikan dalam kelas. Ide dasar STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompok agar siswa dapat saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan.
Handayanto (2000:74) juga menyatakan bahwa “ pembelajaran kooperatif model STAD menekankan berbagai ciri pembelajaran langsung dan merupakan model yang mudah diterapkan dalam pembelajaran”.
Dalam pembelajaran dengan model STAD perlu diperhatikan lima tahap utama yaitu penyajian kelas (class presentation), diskusi kelompok (team), kuis (quizzes), skor kemajuan individu (individual improvement recognition), penghargaan kelompok (team recognition).
Dalam STAD semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan, karena semua anggota kelompok mempunyai kesempatan mengkontribusikan nilai pada kelompok sebagai hasil peningkatan kemampuan dari waktu sebelumnya. Tuntutan yang diminta pada setiap siswa adalah perlunya selalu meningkatkan kemampuuan dari waktu ke waktu.
5. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah
kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
6. Prestasi belajar
Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda, prestatie yang dalam bahasa Indonesia berarti hasil usaha. Prestasi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk pada suatu tingkat keberhasilan sesesorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1990:3). Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

K. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah strategi mengatur latar penelitian sehingga penulis memperoleh data yang valid dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian (Universitas Negeri Malang, 2000:15). Peneliti ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran program grafis dan multimedia melalui metode kooperatif TAI yang dimodifikasi dengan praktikum.
Rancangan penelitian merupakan kerangka dasar untuk menemukan, menyusun dan menyelesaikan suatu masalah. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ganda yaitu rancangan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dan rancangan penelitian deskriptif. Rancangan eksperimen semu digunakan untuk membandingkan prestasi belajar siswa dengan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi di kelas eksperimen dan kontrol . Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran program grafis dan multimedia dengan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi yang diterapkan di kelas eksperimen. Dengan demikian kelas yang dipilih ada dua yaitu untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol.
Sesuai langkah penelitian yang dipilih peneliti, rancangan penelitian yang dipilih adalah One-Shot Case Study. Maksudnya. Memilih kedua kelas dan memberi tindakan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi tindakan. Di akhir tindakan kedua kelompok diberi tes yang sama. Rancangan penelitian yang digunakan dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel Rancangan Penelitian
Subyek Kemampuan awal Perlakuan Tes akhir(Post test)
Ke
Kk KA1
KA2 √
- O1
O2

Keterangan:
Ke : Perlakuan berupa pembelajaran dengan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi
Kk : Perlakuan berupa pembelajaran biasa
KA1 : Kemampuan awal kelas eksperimen
KA2: Kemampuan awal kelas kontrol
O1 : Hasil ujian kelas eksperimen
O2 : Hasil ujian kelas kontrol
2. Variabel penelitian
Penelitian ini memerlukan 3 variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas berupa model pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi, variabel terikat berupa prestasi belajar siswa dan variabel control berupa kecerdasan Emosional (EQ).

3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan totalitas nilai keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah data nilai siswa kelas XI SMAN 1 Bangil.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama yang akan digunakan untuk mewakili populasi untuk diteliti. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampling kelompok atau cluster rondom sampling karena populasi berada dalam kelompok-kelompok atau cluster. Ada dua langkah yang dilakukan dalam pemilihan sampel. Pertama, pemilihan sampel secara acak dan mengkonsultasikannya pada guru TIK kelas XI. Kedua, mengambil semua subyek yang tercakup dalam kelompok yang terpilih sebagai anggota sampel.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan ada dua macam yaitu instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran.
a. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan berupa perangkat pembelajaran yang digunakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen perlakuan berupa Silabus, RPP dan LKS.
1) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber atau alat atau bahan belajar. Silabus merupakan uraian standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator untuk penilaian.
2) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Dalam penelitian ini RPP dibuat untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga terdapat dua RPP. RPP 1 digunakan di kelas eksperimen dan RPP 2 digunakan di kelas kontrol. RPP 1 yang digunakan di kelas eksperimen menerapkan pembelajaran kooperatif TAI. Sedangkan RPP 2 yang digunakan di kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional.
3) LKS
Dalam penelitian ini, LKS digunakan untuk membantu siswa memahami materi. LKS yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama dalam materi program grafis dan multimedia .
b. Instrumen Pengukuran
Dalam penelitian ini, instrumen pengukuran terdiri dari tes tertulis, angket dan catatan lapangan.

1) Tes tertulis
Tes tertulis bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi program grafis dan multimedia. Pada penelitian ini, tes tertulis (postest) berupa uraian. Penyusunan soal pada postest berdasarkan indikator yang terdapat pada RPP.
2) Angket
Pemberian angket dilakukan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif TAI yang dimodifikasi pada materi program grafis dan multimedia. Pemberian angket dilaksanakan setelah tes tertulis.
3) Catatan lapangan
Catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran dan mencatat masukan-masukan atau hal lain yang perlu diperbaiki atau dijadikan bahan pertimbangan untuk pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
5. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada 2 yaitu data kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dan data hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Data kemampuan awal siswa diperoleh dengan cara tes (tes awal) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai ini selanjutnya digunakan sebagai nilai yang akan dibandingkan dengan nilai setelah dilakukan penelitian. Data hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan diperoleh dengan cara memberikan tes (postest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta catatan lapangan yang berupa lembar observasi siswa dan guru dan catatan-catatan kecil dari guru bidang studi, dua orang observer dan peneliti.
Untuk memeriksa instrumen dilakukan dengan cara validasi dan uji coba instrumen. Uji coba instrumen hanya dilakukan pada instrumen tes (postest). Uji coba instrumen meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.
a. Validitas
Menurut Arikunto (2006:168), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengukur validitas dapat digunakan rumus korelasi product moment angka kasar yaitu:
(Arikunto, 2003:78)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : skor butir soal
Y : skor total
N : jumlah subyek
Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r table (r table = 0,30) maka korelasi tersebut tidak signifikan atau instrumen yang digunakan tidak valid. Begitu juga sebaliknya, bila nilai r hitung lebih besar dari nilai r table maka korelasi tersebut signifikan atau instrumen yang digunakan valid (Arikunto, 2003:78).
b. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006:180), reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Karena data yang akan dihitung berasal dari instrumen maka akan menggunakan reliabilitas internal consistency. Artinya instrumen diujicobakan hanya sekali saja. Reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.
r11 = (Arikunto, 2002 : 171)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir soal
: Jumlah varians skor tiap-tiap soal
: Varians skor total


c. Indeks kesukaran
Indeks kesukaran soal subjektif dapat ditentukan dengan rumus berikut.
(Usman, 1993 : 176)
Keterangan :
IK : Tingkat kesukaran
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
T : Jumlah siswa kelompok atas dan bawah
Smax : skor maksimal dari soal yang diperoleh kelompok atas atau bawah
Smin : skor minimal dari soal yang diperoleh kelompok atas atau bawah
d. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda soal subjektif adalah sebagai berikut.
(Usman, 1993 : 177)
Keterangan :
DP : Daya pembeda
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
T : Jumlah siswa kelompok atas dan bawah
Smax : Skor maksimal dari soal yang diperoleh kelompok atas atau bawah
Smin : Skor minimal dari soal yang diperoleh kelompok atas atau bawah
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang harus dianalisis ada dua yaitu data kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dan data hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Data kemampuan awal siswa yang diperoleh dari tes (tes awal) dan data hasil belajar siswa yang diperoleh dengan cara postest dianalisis dengan menggunakan uji prasyarat analisis, uji kesamaan dua rata-rata dan uji hipotesis (hanya untuk data hasil postest). Sedangkan data hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan yang diperoleh dengan cara angket dan catatan lapangan (yang berupa lembar observasi siswa dan guru) dianalisis secara deskriptif.



1. Data hasil tes (postest)
Langkah-langkah untuk menganalisis data hasil tes tertulis adalah sebagai berikut:
 Mengoreksi jawaban siswa.
 Pemberian skor jawaban,
 Merekap skor jawaban semua siswa dengan apa adanaya pada setiap butir soal.
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya data dianalisis seperti di bawah ini.
a. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
 Uji normalitas
Melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran data pada suatu populasi adalah normal. Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika P-Value uji normalitas lebih besar dari α. Ho menyatakan bahwa sebaran data terdistribusi secara normal. Karena dalam penelitian ini ditentukan nilai α = 0,05 sehingga data berdistribusi normal jika P-Value > α = 0,05.
 Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 2006:321). Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut:

Ho : =
H1 : ≠
Keterangan:
: varians data kelas eksperimen
: varians data kelas kontrol
Bila uji prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas) telah dilaksanakan dan diperoleh bahwa kedua sampel adalah normal dan homogen maka uji selanjutnya (uji kesamaan 2 rata-rata dan uji hipotesis) .
b. Uji kesamaan dua rata-rata
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai rata-rata yang sama atau tidak. Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ1 : rata-rata populasi kelas eksperimen
µ2 : rata-rata populasi kelas kontrol
Dasar pengambilan keputusan bahwa jika nilai P-Value uji kesamaan dua rata-rata lebih besar dari α maka Ho diterima. Ho menyatakan bahwa rata-rata kedua kelas adalah sama. Dalam penelitian ini ditentukan nilai α = 0,05 sehingga data hasil uji 2-Sampel t test dikatakan memiliki kesamaan rata-rata jika nilai P-Value > α = 0,05
c. Uji hipotesis
Melakukan uji hipotesis untuk mengetahui kelompok siswa yang diajar dengan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi akan lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan metode kooperatif TAI yang dimodifikasi.
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan:
µ1 : rata-rata populasi kelas eksperimen
µ2 : rata-rata populasi kelas kontrol
H0 : prestasi belajar TIK siswa kelompok eksperimen sama dengan prestasi belajar TIK siswa kelompok kontrol
H1 : Prestasi belajar TIK siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada prestasi belajar TIK siswa kelompok kontrol.
Jika P- Value > 0,05 maka H diterima, atau prestasi belajar antara dua kelompok sama. Jika P- Value < 0,05 maka H ditolak, atau hasil belajar TIK siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada prestasi belajar TIK siswa kelompok kontrol.
2. Angket
Untuk mengetahui respon siswa pada kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran, peneliti menggunakan angket. Hasil angket respon siswa dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada setiap pernyataan dengan menggunakan skala Likert.
b. Menentukan skor maksimum dan minimum yang mungkin diperoleh siswa. Menentukan skor total siswa dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh siswa pada setiap butir pernyataan.
c. Menentukan prosentase kriteria respon belajar siswa berdasarkan rentangan skor yaitu dengan cara jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi skor maksimum yaitu 50 dikali 100% sehingga diperoleh rentangan skor prosentase respon belajar siswa terhadap penerapan metode kooperati TAI yang dimodifikasi sebagai berikut:
80% ≤ NR ≤ 100% menyatakan Sangat Baik
60% ≤ NR < 80% menyatakan Baik
40% ≤ NR < 60% menyatakan Cukup Baik
20% ≤ NR < 40% menyatakan Kurang Baik
0% ≤ NR < 20% menyatakan Tidak Baik
3. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Hasil lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Menentukan skor total dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh pada setiap butir pernyataan.
b. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh dengan cara membagi skor total yang diperoleh dengan skor maksimum kemudian dikalikan dengan 100%, diperoleh rumus sebagai berikut:

dengan skor maksimum = 100
c. Menentukan kriteria berdasarkan rentangan berikut ini.
Kriteria taraf :
80% ≤ NR ≤ 100% : Sangat Baik
60% ≤ NR < 80% : Baik
40% ≤ NR < 60% : Cukup Baik
20% ≤ NR < 40% : Kurang Baik
0% ≤ NR < 20% : Tidak Baik
d. Menentukan taraf keberhasilan aktivitas guru dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan dengan cara menjumlahkan nilai rata-rata (NR) yang diperoleh dari masing-masing observer kemudian dibagi tiga.

L. DAFTAR RUJUKAN
Anwar, M. 2003. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TAI untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Persamaan Kuadrat pada Siswa Kelas III SLTP. Tesis tidak diterbitkan: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Arifin, Z. 1998. Evaluasi Instruksional.Bandung: CV Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Handayanto, Koes.Supriyono.2000. Pengaruh Interaksi Kelompok Teman Sebaya terhadap Pertumbuhan Konsep Fisika Siswa SMU di Kodya Malang.Penelitian tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nurhadi, Drs Mpd dkk. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK.Malang: UM-Press.
Parlan, Drs.Msi dkk.2006.Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kwalitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XII SMAN 9 Malang. Penelitian tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Slavin, R.E.1995. Cooperatif Learning : Theory Research, and Practice. Second Edition.Boston: Allyn and Bacon Publisher.
Sudjana, Dr. Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Usman, U. 1993. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGPS, MGMP). Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.